Total Tayangan Halaman

Jumat, 26 April 2013

Novel Tanpa Huruf '' R ''

Novel tanpa huruf R.jpg

laporan Novel Tanpa Huruf R; Potret Masyarakat Yang Sakit
Harry Mulyawan

Aria Kusumadewa is back. Setelah beberapa waktu lalu Aria muncul dengan Beth, sempat nongol sebagai bintang iklan maka Aria kali ini kembali hadir dengan dengan Novel tanpa Huruf R.
Film ini bercerita tentang karakter bernama Drum yang lekat dengan berbagai peristiwa kekerasan semenjak kecil. Ayah, ibunya, kekasih hingga anjingnya pun mati karena kekerasan. Hingga pada sebuah kesempatan ia bertemu dengan karakter lain bernama Air Sunyi, yang memiliki nama yang sama dengan nama ibunya, yang memberinya sebuah kesadaran baru.
Eksistensi Manusia
Kekerasan. Itu yang terlihat sepanjang film ini. Novel tanpa Huruf R sendiri merupakan sebuah gambaran masyarakat Indonesia yang absurd, vulgar, brutal, penuh hiruk pikuk. Potret masyarakat yang sakit terekam dalam tiap scene.
Mencermati lebih dalam film Novel tanpa Huruf R ini, Aria lebih dari sekedar menampilkan tema kekerasan yang menjadi tema sentral dalam kehidupan sehari-hari, menu kita bangun tidur saat menikmati kopi pagi dari berita-berita di koran hingga malam hari saat kita beristirahat menonton teve.
Eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk dengan akal pikiran yang menjadikan manusia sebagai makhluk mulia. Manusia sebagai subyek, manusia sebagai obyek dari manusia lain merupakan tema utama dalam film Novel tanpa Huruf R ini.

Adegan film ini dibuka saat Drum dan Ayahnya tergeletak di atas pasir pantai. Berlanjut pada perkembangan kehidupan Drum baik secara fisik maupun kejiwaannya. Sejak kecil Drum terbiasa melihat darah dan kematian. Ayahnya yang bekerja sebagai jagal kerbau, lingkungan kerja turut membentuk karakter dan realitas di dalam dan sekitar diri Drum.
Kekerasan sebagai realitas terkonstruksi
Kekerasan yang terekam erat dalam benak Drum, kekerasan yang dipraktekkan di dalam masyarakat oleh unsur-unsur mayarakat itu sendiri, ibunya yang hilang dan mati saat mereka dikejar-kejar hingga ke pantai oleh penduduk setempat karena suatu hal yang tidak terlalu dijelaskan dalam film ini.
Kekerasan yang dipraktekkan oleh aparat hingga lingkungan kerja sebagai wartawan kriminal yang sarat dengan peristiwa kekerasan: pembunuhan, pembantaian. Kekerasan menjadi sebuah konsumsi yang disukai masyarakat. Semakin vulgar berita kekerasan semakin disukai publik. Media sebagai sebuah penyampai berita juga disindir tajam dalam film ini sebagai sebuah pewarta nilai-nalai dengan moral pasar, moral kekerasan itu sendiri.
Semuanya menjadi berbagai kepingan yang membentuk sebuah realitas dalam diri Drum: kekerasan, realitas itu diyakini drum sebagai sebuah kenyataan hidup yang dijalaninya. Hingga suatu saat, konstruksi realitas yang terbangun dalam diri drum mendapat tentangan saat dirinya bertemu dengan Air sunyi, seorang tokoh antesis bagi realitas dalam diri Drum.
Interaksinya dengan Air sunyi yang dibangun melalui hubungan yang tidak 'normal' dimana Air sunyi disekap dan diikat oleh Drum, membuka kesadaran akan sebuah nausĂȘe (meminjam istilah Sartre) atau kemuakkan akan realitas yang hidup dalam dirinya.
Pada saat itu Drum membuang segala hal yang berkaitan dengan hal yang mengkonstruksi realitas kekerasan dalam dirinya, membakar semua potongan berita-berita kekerasan, novel Kejet-kejet-nya, literatur dan teve yang membawa semua pesan kekerasan.
Sejak awal sepertinya film ini telah dipersiapkan sebagai sebuah tragisme bagi tokoh Drum, kehilangan ayah tercinta, kekasih, hingga Adik yang dipenjara karena membunuh. Hal ini menjadi begitu terasa pada scene akhir film ini sebagai klimaks dari kisah tragis ini, dimana Drum mempertanyakan eksistensi dirinya, Tuhan, dengan sebuah pertanyaan bernada gugatan kepada sang Khalik.
Potret masyarakat sakit
Berbagai perilaku menyimpang, vulgar dan absurd terekam jelas dalam tiap scene dalam film ini, semua yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak oleh tiap-tiap indivudu dalam masyarakat. Tiap individu yang bingung, yang mencari caranya masing-masing untuk melampiaskan semua hasrat yang terpampat.
Hubungan antar manusia dalam film ini juga digambarkan sebagai sebuah konflik yang terus menerus terjadi dan mereka ciptakan sendiri. Kekerasan diniscaya sebagai sebuah bentuk penyelesaian setiap konflik yang terjadi. Manusia menjadi obyek bagi lainnya, manusia merupakan kesialan bagi pihak lain. Pada saat itu manusia tak lebih sebagai sebuah binatang berakal, yang menyatakan dirinya melalui kekerasan.
Film sebagai bahasa simbol dan pesan
Dalam film ini Aria banyak menggunakan bahasa simbol untuk menyatakan maksudnya. Selain itu Aria secara halus melalui tokoh Drum, mengajak kita untuk meneropong jauh ke kebelakang atas semua peristiwa kekerasan yang terjadi dalam masyarakat untuk mencari jawaban serta mengetahui secara jelas apa yang terjadi.
Sebagai sebuah film, Novel tanpa Huruf R sarat dengan berbagai pesan moral dari sang sutradara itu sendiri sebagai kreator. Film sendiri sebagai sebuah karya memiliki unsur-unsur dasar yang membentuknya menjadi sebuah kesatuan yang utuh.
Unsur-unsur dasar dalam film Novel tanpa Huruf R cukup terjaga, gerak kamera yang efektif terasa bisa menyampaikan pesan yang dimaksud dalam tiap adegan. Tata suara yang juga berhasil membangun dramatisasi, tapi seperti yang dikatakan saudara Anton sebelumnya, para pemain dalam film ini kurang berhasil untuk untuk memunculkan ekspresi emosi dari tokohnya. Musik yang menjadi latar belakang film ini juga terasa kurang maksimal. Akan tetapi sebagai sebuah karya seni, film Novel tanpa huruf R ini merupakan sebuah karya yang utuh dan otentik. Viva film Indonesia!
***
ceritanet
©listonpsiregar2000
 http://id.wikipedia.org/wiki/Novel_tanpa_huruf_R


Novel tanpa huruf R
Novel tanpa huruf R.jpg
Poster Film 'Novel Tanpa Huruf "R"'
Sutradara Aria Kusumadewa
Produser Lola Amaria
Penulis BE Rasuli
Pemeran Lola Amaria
Agastya Kandou
Otig Pakis
Faizal Kamarullah
Yati Surachman
Norman R
Fahrani
Musik Slank
Distribusi Tit's Film Production
Durasi 85 menit
Negara Bendera Indonesia Indonesia                                                                                                                                          

ISI LATAR BELAKANG



LATAR BELAKANG
Latar Belakang adalah poin terpenting dalam penulisan laporan karya tulis ilmiah; skripsi atau Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena Latar Belakang merupakan gambaran dari seluruh isi laporan. Pembaca akan membaca seluruh laporan jika penyajian Latar Belakang menarik pembaca atau bahkan langsung menilai kualitas laporan hanya berdasarkan pennyajian Latar Belakang.

Pengaruh Latar Belakang terhadap kualitas laporan yang sangat besar memberikan rambu-rambu untuk tidak sembarangan dan tidak asal panjang dan lebar. Penulisan Latar Belakang harus memuat beberapa poin penting dengan alur sebagai berikut :


1. Fenomena
Mengemukakan berbagai keadaan di masyarakat atau di kalangan tertentu yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti. misalnya berbagai kebijakan pemerintah, issue pendidikan, kenakalan remaja, prestasi siswa dll
2. Kondisi Ideal didukung Teori-teori terbaru
Mengemukakan kondisi yang diharapkan oleh siswa, masyarakat atau pemerintah didukung oleh pemaparan berbagai kajian teori yang merujuk kondisi yang diinginkan atau kondisi yang seharusnya.

3. Kondisi Empiris
Mengemukakan kondisi yang terjadi terhadap obyek yang akan di teliti disertai berbagai bukti yang mendukung terhadap pengungkapan kondisi tersebut.

4.Penemuan Masalah
Berdasarkan pengungkapan kondisi ideal dan kondisi empiris (No. 2 dan No. 3) di atas maka akan muncul ketimpangan antara keduanya yang kemudian akan di analisis dan di teliti.

5. Alasan Penelitian
Pada bagian akhir penulisan Latar Belakang kemukakan pentingnya penulisan dan pentingnya pemilihan permasalahan yang di teliti serta  

Sabtu, 20 April 2013

WARISAN dan DASAR HUKUM



Warisan adalah harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada ahli waris. Warisan berasal dari bahasa Arab Al-miirats, dalam bahasa arab adalah bentuk masdar (infinititif) dari kata waritsa- yaritsu- irtsan- miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah ‘berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain’. Atau dari suatu kaum kepada kaum lain.[1]
Ahli waris adalah orang-orang yang berhak menerima harta peninggalan (mewarisi) orang yang meninggal, baik karena hubungan keluarga, pernikahan, maupun karena memerdekakan hamba sahaya (wala’).[2]
Harta Warisan yang dalam istilah fara’id dinamakan tirkah (peninggalan) adalah sesuau yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal, baik berupa uang atau materi lainyayang dibenarkan oleh syariat Islam untuk diwariskan kepada ahli warisnya.[3]

Pewaris adalah orang yang meninggal dunia, baik laki-laki maupun perempuan yang meninggalkan sejumlah harta benda maupun hak-hak yang diperoleh selama hidupnya, baik dengan surat wasiat maupun tanpa surat wasiat. Adapun yang menjadi dasar hak untuk mewaris atau dasar untuk mendapat bagian harta peninggalan menurut Al-Qur’an yaitu:
a. Karena hubungan darah, ini di tentukan secara jelas dalam QS. An-Nisa: 7, 11, 12, 33, dan 176.
b. Hubungan pernikahan.
c. Hubungan persaudaraan, karena agama yang di tentukan oleh AL- Qur’an bagiannya tidak lebih dari sepertiga harta pewaris (QS. Al-Ahzab: 6).
d. Hubungan kerabat karena sesame hijrah pada permulaan pengembangan Islam, meskipun tidak ada hubungan darah (QS. Al-Anfal: 75).[4]

Minggu, 14 April 2013

KERANGKA KARYA ILMIAH 01




Bagian Isi
BAB 1  Pendahuluan
1.1  Latar belakang masalah.
1.2  Rumusan masalah.
1.3  Pembatasan masalah.
1.4  Tujuan penelitian.
1.5  Manfaat penelitian. 
1.6 Sistematika Penulisan

 
BAB II  Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
2.1  Pembahasan teori
2.2  Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
2.3  Pengajuan hipotesis

BAB III Metodologi penelitian
1.1  Waktu dan tempat penelitian.
1.2  Metode dan rancangan penelitian
1.3  Populasi dan sampel.
1.4  Instrumen penelitian.
1.5  Pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian / Pembahasan
4.1  Jabaran varibel penelitian.
4.2  Hasil penelitian.
4.3  Pengajuan hipotesis.
4.4  Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
4.5  Saran

BAB V Kesimpulan  
Bagian penunjang
·         Daftar pustaka.
·         Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.

Senin, 08 April 2013

BAKTERI BERDASARKAN BENTUK


Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
  • Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:[19][20]
    • Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
    • Diplococcus, jka berganda dua-dua
    • Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
    • Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
    • Staphylococcus, jika bergerombol
    • Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
  • Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:[19][20]
    • Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
    • Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
  • Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:[19][20]
    • Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
    • Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
    • Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.[20]
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.[20]

Rabu, 03 April 2013

GEOGRAFI 01




Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gĂȘo ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

 Pengertian menurut para ahli
Erastothenes (Abad ke-1) 
Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi
Claudius Ptolomaeus 
Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi
Ullman (1954
Geografi adalah interaksi antar ruang.
Strabo (1970
Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemuadian disebut konsep Natural Atrribut of Place
Rifhi Siddiq 
Geografi adalah suatu disiplin ilmu yang mencakup segala fenomena yang terjadi di permukaan bumi, seba dan akibatnya, hubungannya dengan interaksi manusia dan menganalisanya dengan memperhatikan keterkaitan, penggambaran, serta distribusi fenomena-fenomena tersebut
Ekblaw dan Mulkerne 
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati
Paul Vidal de La Blance 
Geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini
Prof. Bintarto (1981
Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
Hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Von Rithoffen 
Geografi adalah studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat tersebut.
 
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi

Selasa, 02 April 2013

KALIMAT DAN JENISNYA

 KALIMAT DAN JENISNYA
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.


Kalimat tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat. contoh : aku pergi latihan teater besama teman-teman di taman kota selong CONTOH :ayah membaca koran di ruang tamu contoh : ibu memasak nasi di dapur pada siang hari contoh : sasti bermain sepak bola di lapangan

Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
  1. Kalimat Majemuk Setara
  2. Kalimat Majemuk Rapatan
  3. Kalimat Majemuk Bertingkat
  4. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Konjungsi Jenis
penggabungan dan
penguatan/Penegasan bahkan
pemilihan atau
berlawanan di lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan)
urutan waktu kemudian, lalu, lantas
Contoh:
  1. Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
  2. Norif berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
  • Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
  • Norif berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)

Kalimat majemuk rapatan

Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
  1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
  2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
  3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
  • Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Konjungsi Jenis JOTANNN
syarat jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
tujuan agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif) walaupun, kendati(pun), biarpun
penyebaban sebab, karena, oleh karena
pengakibatan maka, sehingga
cara dengan, tanpa
alat dengan, tanpa
perbandingan seperti, bagaikan, alih-alih
penjelasan bahwa
kenyataan padahal
Contoh:
  1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
  2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
  • Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
  • Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
  1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
  2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
  3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
  • Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat

SIRAMPOG, BREBES

  

Sirampog, Brebes.

Sirampog adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes bagian dari kota Bumiayu bagian timur , Jawa Tengah, Indonesia.[2] Kecamatan Sirampog terletak di ujung tenggara wilayah Kabupaten Brebes, dan berbatasam langsung dengan Kabupaten Tegal. Bagian barat wilayah kecamatan ini merupakan dataran rendah (seperti Desa Benda, Kaliloka dan Manggis). Di bagian timur merupakan dataran tinggi dan pegunungan, seperti Desa Mendala, Sridadi, Kaligiri, Dawuhan, Batursari, Igir klanceng dan Sawangan.
Sirampog merupakan produsen sayuran untuk daerah Bumiayu, Tonjong, dan Ajibarang. Penghasil sayuran utama berada di daerah dataran tinggi. Sirampog juga terdapat mata air Kaligiri yang menyuplai air ke Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Penduduk Sirampog kebanyakan adalah petani sayuran di dataran tinggi, serta petani padi di dataran rendah.

Desa/kelurahan

Kecamatan Sirampog terdiri dari 13 desa yaitu:[1]

Referensi